Pada tulisan ini, kita akan
mengenal beberapa Madrasah (baca: Pondok Pesantren) yang mempunyai sejarah dan
peran penting mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya pada bidang intelektual
islam di Pedalaman Minangkabau. Madrasah-madrasah yang kita bicarakan ini hanya
tinggal nama dan cerita untuk dikenang-kenang saja. Tulisan ini sengaja ditulis
karena diinspirasi oleh “Muzakarah Eksistensi Pondok Pesantren Tarbiyah
Islamiyah Mengahadapi Tantangan Global“ yang diadakan oleh Persatuan Tarbiyah
Islamiyah di Asrama Haji, Tabing, Padang, pada Selasa tanggal 9 Desember 2014
atau 16 Shafar 1436 H. Meskipun saya tidak hadir pada acara yang menghadirkan
Menteri Agama RI tersebut, namun sebagai seorang yang hidup dan tumbuh
dilingkungan ulama-ulama PERTI, maka sewajarnya saya menyambut apa yang disebut
“muzakarah” itu dengan euforia. Euforia itu dituangkan dalam tulisan singkat
ini, sebagai alat pembuka mata kepada pimpinan-pimpinan organisasi keagamaan
khas Minangkabau, “Persatuan Tarbiyah Islamiyah”, itu sendiri. Terhadap apa
“mata” itu mesti dibuka? Terhadap kenyataan bahwa banyak sekolah agama kita,
sekolah agama yang sangat bersejarah dan mempunyai peran signifikan di masa
lalu, kini telah terabaikan, seakan tak dipedulikan, atau bahkan telah
dilupakan sama sekali. Itulah yang pernah saya kemukakan: “Kita seperti surau
besar tak berpenghuni.” Semoga kita dapat memetik hikmah dari tulisan ini,
paling tidak sekedar menambah perbendaharaan sejarah kita.